Kurang Rp 3 Miliar, Kegiatan SMK Negeri 3 Bogor Andalkan Sumbangan Siswa

Kurang Rp 3 Miliar, Kegiatan SMK Negeri 3 Bogor Andalkan Sumbangan Siswa

Smallest Font
Largest Font

Kota Bogor | Jurnalissatu.com -  Program sekolah gratis di sekolah negeri yang selama ini digaungkan oleh pemerintah belum sepenuhnya luput dari pungutan biaya. Sebab, masih ditemukannya sekolah negeri yang meminta pungutan hingga jutaan rupiah kepada orang tua siswa. 

Seperti praktek pungutan mengatasnamakan sumbangan untuk kebutuhan terjadi di SMK Negeri 3 Kota Bogor, yang berlokasi di Jalan Pajajaran, Kota Bogor. Di mana pengakuan kepala sekolah, menyampaikan kegiatan sekolah mencapai Rp8 miliar, tetapi dari jumlah tersebut sekitar Rp3 miliar tidak bisa dibiayai oleh anggaran dari pemerintah.

Para orang tua yang anaknya bersekolah di sekolah itu mengaku harus membayar sumbangan sebesar Rp200 ribu perbulan, bahkan ada yang mencapai Rp500 ribu. 

Parahnya lagi, ketika anaknya hendak mengikuti ulangan pihak sekolah meminta kepada para siswa untuk membayar sumbangan terlebih dahulu. Jika tidak membayar maka anaknya tidak bisa ikut ulangan.

"Iya, anak saya kemarin mau ulangan di sekolahnya. Tapi kata guru harus bayar sumbangan dulu, karena kalau tidak bayar tidak boleh ikut ulangan. Jadi, mau ga mau saya kasih uang ke anak saya untuk di kasih ke sekolahan, supaya anak saya bisa ikut ulangan," kata orang tua siswa yang namanya minta dirahasiakan. 

Dia menuturkan, sumbangan yang rutin diberikan ke pihak sekolah itu sudah berjalan sejak anaknya kelas X, dan sumbangan tersebut masih berjalan hingga kini anaknya duduk di kelas XII. Tetapi, dirinya tidak tahu sumbangan itu untuk apa saja, namun karena khawatir anaknya tidak bisa sekolah gegara tidak bayar uang sumbangan.  Sebagai orang tua mau tidak mau membayarnya walaupun dirinya harus mencari uang ke sana kemari demi sumbangan anaknya di sekolah. 

"Memang, waktu itu saya diundang untuk rapat bersama orang tua lainnya. Tapi saya lupa lagi uang sumbangannya itu untuk apa saja, tapi karena saya ingin melihat anak saya bisa terus bersekolah jadi saya bayar terus itu uang sumbangan," ungkapnya.

Selain sumbangan, dirinya juga diminta untuk membayar tabungan wajib sebesar Rp50 ribu setiap bulan, dan uang tersebut untuk kebutuhan kelulusan anaknya. 
Dia juga menyampaikan di suatu hari dirinya mendapat informasi dari anaknya terkait sumbangan yang ada di dalam grup whatsapp forum orang tua. Di mana, disampaikan bahwa sumbangan itu jumlahnya Rp3 juta dan dibayar dengan cara dicicil. 

Kemudian, ada tabungan wajib yang harus dibayar sebesar Rp50 ribu perbulan selama 3 tahun, sehingga terkumpul Rp1,8 juta, dengan rincian study tour ke Yogyakarta sebesar Rp1,5 juta, wisuda Rp 500 ribu dan ujian TOIEC Rp100 ribu. 

Saat di konfirmasi Kepala SMKN 3 Bogor, Tatang Komarudin membenarkan adanya sumbangan yang bersumber dari orang tua siswa melalui komite sekolah. Sumbangan tersebut untuk membiayai kebutuhan atau program-program sekolah yang tidak tercover dari bantuan pemerintah. Namun, pihaknya menyatakan bahwa sumbangan itu tidak bersifat wajib melainkan sukarela. 

"Jadi, sebelumnya kami membuat RKAS untuk program sekolah, dan kebutuhan sekolah dalam setahun mencapai Rp8 miliar, tetapi dari jumlah tersebut sekitar Rp3 miliar tidak bisa dibiayai oleh anggaran dari pemerintah, sehingga kami sampaikan kepada komite untuk mencarikan solusi dan komite menyampaikannya ke orang tua siswa melalui rapat," katanya.

Lanjut dia, komite meminta kepada orang tua siswa untuk membantu program-program sekolah yang tidak bisa dicover oleh pemerintah, hingga akhirnya para orang tua siswa sepakat.

Ketika ditanya uang sumbangan sebesar Rp3 juta dengan sistem dicicil, kata dia, itu tidak benar. Sumbangan itu, kata Tatang, sifatnya sukarela, tetapi untuk tabungan memang wajib karena untuk biaya kelulusan anak-anak kelas XII, seperti study tour dan wisuda yang totalnya sebesar Rp1,8 juta sampai Rp2,1 juta. 

"Untuk tabungan memang wajib, karena kasihan ketika lulus nanti anak-anak tidak liburan, dan ini sudah disepakati bersama, pembayarannya pun di cicil, tidak sekaligus," ujarnya. 

Saat ditanya jumlah siswa, kata dia, seluruhnya 1.500 orang mulai dari siswa kelas X sampai kelas XII. Sedangkan, sumbangan ini berlaku untuk semua orang tua yang anaknya bersekolah di SMKN 3 Bogor, sementara tabungan wajib hanya untuk siswa kelas XII. 

"Sumbangan ini berpatokan dengan RKAS yang kami buat, Yang sumbangan ini berpatokan dengan RKAS yang kami buat," ungkapnya. (Redaksi)

Editors Team
Daisy Floren